Senin, 19 Januari 2015

POTENSI POSITIF KAMPUNG HALAMANKU

Setelah membaca sedikit uraian pendahualuan “Kampungku Inspirasiku Untuk Memajukan Negeri” kini mulai kupersempit pembahasan terkait apa saja asset yang ada di kampungku. Sedikit uraian ini semoga mampu membawa guna bagi pembaca sehingga apa yang ada di kampungku ini lebih bisa di ketahui oleh orang banyak. Dan harapan saya pribadi jika nanti ada pihak ke tiga yang mau bekerja sama dengan kami untuk melakukan perubahan maka dengan senang hati kami akan menerima dan mewadahinya.


Untuk itu saya akan membahas sedikit apa saja yang ada di kampung kami, diantaranya:
      1.      PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)
Persaudaraan Setia Hati TERATE yang kita tahu adalah organisasi silat tertua yang ada di Indonesia, sempat beberapa kali berganti nama hingga akhirnya menjadi PSHT seperti yang kita tahu sekarang, mulai 1922 hingga sekarang tak pernah terlintas dalam benak fikiran kita sudah apa saja yang di hasilkan oleh PSHT, tentunya sangat banyak sekali ketika kita akan mengupas bagian perbagiannya. Kita tahu juga IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) dan PSHT ambil bagian didalamnya, singkat cerita SANGAT banyak pula atlet-atlet yang dipertandingkan oleh IPSI dalam laga resmi Internasional yang yang membawa nama Persudaraan Setia hatii TERATE.

Nah ternyata PSHT ada di kampung halaman kami juga, berlatih setiap hari rabu malam kamis juga sabtu malam minggu. Saat ini program-progam atlet telah gencar melakukan latihan, gerakan kecil untuk menuju perubahan besar inilah slogan kami.
Perlu diketahui bersama bahwa PSHT yang ada di kampung kami adalah organisasi silat yang mendapat dukungan positif dari masyarakat untuk tetap dilestarikan, banyak pula harapan-harapan dari pada sesepuh desa agar atlet-atlet berprestasi yang ada di Lamongan khususnya berasal dari tempat latihan kami.

Harapan mulia yang menjadi pemompa semangat kami semua dalam melatih, menjadi cambuk motivasi bagi kita untuk menggembleng bakal calon atlet-atlet yang akan berprestasi terus kami lakukan, kami selalu berusaha menjaga dan melaksanakan perintah sesuai AD/ART seperti yang falsafat setia hati sampaikan “Selama matahari masih bersinar, Selama bumi masih di huni manusia, Selama itu pula PSHT jaya abadi untuk SELAMA-LAMANYA”. (Falsafat Setia hati Terate)

       2.      Jama’ah Tahlil Ibu-Ibu

Terkait dengan kegiatan keagamaan tentunya sedikit banyak mesti ada perbedaan, namun yang perlu kita garis bawahi bukan perbedaan yang mengarah kepada perpecahan lo ya. Dari dua dusun yang ada di kampungku Nglayut-Banjaringas memiliki dua kepercayaan aliran Nglayut maju dengan Nahdlatul Ulama’nya dan Banjaringas terkenal kompak dengan Muhammadiyah nya.

Sering tidak bebarengan ketika merayakan hari besar agama terutama ketika awal puasa, dan juga lebaran idul fitrinya, namun itu bukan sesuatu yang wah yang menjadi perbedaan yang kemudian harus diperbincangkan dengan begitu sadisnya (hehehe). Lebih-lebih itu menjadi ciri khas dari masing-masing dusun kami. Okelah tidak papa kita berbeda terkait aliran toh ujung-ujungnya kami juga sadar, baik NU/Muhammadiyah itu bermuaranya juga sama “Allah” yang menjadi sumber segala kebenaran.

Ketika kita membahas kedua aliran ini tentunya akan banyak yang akan kita kupas, biarlah benar dengan ideologinya masing-masing, yang akan saya sampaikan adalah terkait jama’ah tahlil yang ada di dusun kami.

Di dua dusun ini sama-sama memiliki jama’ah tahlil, keduanya sama-sama melakukan pertemuan seminggu sekali, dan aktivitas rutinnya pun sama tahlilan juga arisan, lebih lucu nya lagi kedua jama’ah tahlil ini sama-sama belum memiliki nama, meskipun jama’ah tahlil Nglayut berdiri lebih dahulu dari pada Banjaringas namun keduanya bisa maju bersama tak jarang pula dari kedua jama’ah tahlil ini melakukan kegiatan ngaji bareng.

Pemandangan langka yang ada didusun kami inilah yang menjadi ciri khas kebersamaan yang ada, sebuah potensi kekompakan yang sangat luar biasa. Akan sangat teringat ketika jauh meninggalkannya.
Maksimalkan juga sempurnakanlah segala kekurangannya untuk sebuah perubahan yang luar biasa. (Alief Achril Mauliddin)”


       3.      GLAGAS FC (Komunitas pecinta sepakbola)

Ketika kita menginginkan sebuah perubahan tentunya kita harus merombak semua sektor, sebisa mungkin agar perubahan yang kita lakukan tampak jelas dan mampu mendapat penilaian dari masyarakat.

Berawal dari ketidak ada an nan kemudian nampak dan membuat gebrakan. Mungkin inilah pendapat yang tepat untuk GLAGAS FC, sebuah club bola yang baru saja muncul namun sudah diperhitungkan di kecamatan Modo, seluruh masyarakat Ngalayut dan Banjaringas pun tau apa itu GLAGAS.

Beberapa pertandingan diwilayah Modo dan Kepohbaru sudah terlalu sering dilakukan, bahkan GLAGAS FC sudah pernah bermain juga di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, dan juga Malang. Hal ini lantas tidak menjadikan kita semua besar kepala, beberapa pertandingan yang sudah dilakoni merupakann modal yang sangat berarti bagi kami (tim) untuk lebih meningkatkan kemampuan bermain, sehingga suatu saat ketika kami sudah bermain dalam liga Internal PSSI kabupaten Lamongan kami sudah memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi lawan-lawan yang ada.

Line up: 4-4-2
Pelatih: Sinyo / Por
Asiten Pelatih : Agus Jemblong
Medis: Kandar

Usman (Kiper)
Heru (Bek Tengah)
Sembu (Bek Tengah)
Warsono (Bek Kanan)
Mut (Bek Kiri)
Alief (Tengah/C)
Afief (Tengah)
Putut (Sayap Kiri)
Pudin (Sayap kanan)
Rudi (Striker)
Viki (Striker)

Subtitution:
Nanang/kosem (Striker)
Mat (Bek)
Beno (Striker)
Pepi (Striker)
Komando / farkhan (Sayap Kiri)
Efendi (Tengah)
Angga (Kiper)
Didik (Bek kiri)
Sidol (Striker)
Rozak (Sayap kanan)
Khafid Qoroni Muda'in (Striker)
 
       4.      Tempat kursus mata pelajaran
Tempat kursus mata pelajaran yang ada di kampung halaman kami sudah ada, hanya saja belum terwadahi dengan baik, mekanisme pengajarannya pun masih di lakukan oleh perorangan. Belum ada lembaga resmi yang mengikat, sebenarnya di kampung halaman kami terdapat beberapa sarjana muda yang InsyaAllah memiliki kemampuan lebih dalam  memberikan pengajaran kepada adek-adek. Mungkin karena kesibukan nya masih banyak atau pun alasan yang lainnya, karena pada saat ini partisipasi dari teman-teman sarjana ini masih dirasa kurang untuk memberikan pengajaran kepada adek-adek kususnya dalam memberikan pengajaran tambahan di rumah terkait mata pelajaran.

Saya pun demikian, terkesan muncul kemudian masih hilang lagi masih belum bisa sepenuhnya mengakomodir kebutuhan adek-adek dalam bidang kursus mata pelajaran, karena cikal-bakal saya pun di olahraga maka sebisa mungkin saya berusaha memanfaatkan kelebihan saya dalam bidang olahraga untuk mengakomodir adek-adek, teman-teman pemuda, serta siapapun yang memiliki keinginan untuk berolahraga bersama, sepakbola bersama juga yang lainnya.

Tempat kursus mata pelajaran yang kini ada, dikelola sepenuhnya oleh teman saya (Mbak Ika Budiarti.S.Pd). Salah satu cewek dengan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia yang dikeluarkan oleh Universitas Negeri Malang, berkat usaha beliau kini banyak orang tua didik dari adek-adek yang ada di kampung halaman kami mempercayakan pengajaran tambahannya kepada nya, gaji tak menjadi soal, meskipun sangat minim alakadarnya saja namun mbak ika budiarti tetap istiqomah turut serta mencerdaskan generasi yang ada.
Mungkin sauatu saat nanti ketika wahtunya tiba, sarjana-sarjana muda yang ada ini sudah berdomisili tetap dikampung halaman, kita akan menyaksikan perubahan yang besar, perubahan yang mengarah kepada kebaikan, semoga saja ini menjadi salah satu do’a yang nantinya akan Allah kabulkan untuk sebuah perubahan. Aminnn

Ika Budiarti (UM Malang), Nike Septiana Indah Fhardani (UMM Malang), Ulviah (IKIP Bojonegoro) , Silvia Rahayu Wijayanti (Skites Pemkab Jombang), Alief Achril Mauliddin (UM Malang), Dona Rahayu Sugiarti (UTM Madura), Afief Ainur Rofiq (UM Malang), Arfina Puji Rahayu (Stikes Icme Jombang), Khoirun Nisa (BSI Jakarta), Ludi Teguh Wardana (Untag Surabaya), Linda Ayu Septiana (Unitomo Surabaya ), Titis Nurkumala Sari (Poltek Negeri Jember), Erna indah muhenik (Untag Surabaya) Kepada kalianlah harapan-harapan mulia ini kami titipkan, kepada kawan-kawan yang sudah berjuang bersama saat ini Mbak Ika Budiarti. S.Pd dan Mbak Dona Rahayu Sugiarti. S.Pd, adek saya Afief Ainur Rofiq  terimakasih kami sampaikan atas bantuan tenaganya tetaplah berkarya mencari relasi-relasi lainnya yang bisa di ajak maju untuk kebaikan bersama dan bagi adek-adek yang masih menempuh perkuliahan semangatlah dalam belajar, jalan perjuanganmu masih panjang, ingatlah kami menunggumu untuk perubahan kampung halaman tercinta menjadi lebih baik.

       5.      Komunitas Pecinta Pusic (OM SINARIA)
“Bertemankan nada akan membuat jiwa kita menjadi tenang. (Alief Achril Mauliddin)”

Berbicara masalah music tentunya tak lepas dari peran serta pemuda, apalagi dengan genre dangdut yang khas dengan goyangannya, dimana ada music dangdut berbunyi tentu ada pula kawula muda disana, dangdut dengan pemuda itu ibarat gula dan semut pasti saling melengkapi, seperti halnya aku tak ada kamu juga tak berarti D*** (Gombal Hehehe). Dangdut yang sudah menjadi genre bangsa Indonesia didunia permusikan internasional sudah selayaknya kita melestarikannya.

Daerah kita identik dengan koplo panturannya menjadi ciri tersendiri, lebih lincah dan rancak, itu juga lah yang menjadi ciri khas permainan music OM SINARIA saat itu. “Koplo Pantura dengan sentekan gendang sitik joss nya”.

Grop music yang dahulunya rutin berlatih kini hanya alakadarnya saja, ketika pengen latihan saja berlatih atau ketika semua personil ngumpul baru latihan, sedikit miris namun harus bagaimana lagi, kendala utama adalah kurangnya dukunganan dari pihak-pihak terkait, masih kuranganya sarana prasarana menjadi kendala utama seperti drumd dan tempat berlatih, mungkin jika ada pihak lain yang memperhatikan kondisi ini dan melengkapai apa yang menjadi kendala saya optimis kita akan bangkit lagi.

Jangan salah, grop music OM SINARIA ini sudah memiliki No Induk resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan Kecamatan Modo, dan ketika masih berjayanya beberapa tahun yang lalu OM SINARIA ini juga sering tampil pentas di hadapan khalayak umum. Terhitung 4 kali mentas di hadapan masyarakat dusun Ngalyut dan Banjaringas dan selebihnya tampil keluar kampung. (Ungkap pimpinan Om Sinaria Ghofur/sinyo).
PERSONIL
Angkatan Pertama
Angkatan Kedua
Pimpinan: Ghofur / Sinyo
Pimpinan: Ghofur / Sinyo
Keyboard: Bambang Sugiharto
Keyboard: Alief Achril Mauliddin
Melody: Waras
Melody: Efendi
Bass: Hafid
Bass: Afief Ainur Rofiq
Rhitm: Efendi / Gepeng
Rhitm: Heru Setiawan
Ketipung: Bukori / Kamiran
Ketipung: Bukori / Riki
Thamborin: Warsono
Thamborin: Warsono
Seruling: Tarman
MC: Sinyo
MC: Pak Cip
Artis: Bukori
Artis: Bukori
Artis: Putut
Artis: Putut
Artis: Ira
Artis: Retno
Artis: Luluk

Artis: Tutuk


6.      Komunitas peduli lingkungan

Komunitas peduli lingkungan yang ada di kampung kami masih terkesan baru, diprakarsai oleh Ika Budiarti dan Alief Achril Mauliddin untuk sebuah perubahan baru ke arah perubahan alam yang menjadi lebih baik. Beberapa trobosan sudah kita upayakan, langkah yang pernah kita lakukan adalah bekerja sama dengan perangkat desa untuk mendapatkan bibit tanaman buah. Namun karena masih belum mendapatkan apa yang kita inginkan kita masih belum berjalan secara terang-terangan dimasyarakat. Apalah daya bibit buah yang kita ajukan ke perhutani kabupaten Lamongan berupa Jambu merah dan Mangga, namun bibit kelapa yang di realisasikan sempat kita mencari berita ke masyarakat untuk melakukan penanaman pohon kelapa, tetapi kebanyakan masyarakat tidak mau karena terlalu beresiko dan menurutnya pohon kelapa kurang produktif, didaerah kami juga banyak kwawung (sejenis seranga perusak tanaman kelapa)

Komunitas yang masih terkesan baru, kami berusaha mengusahakan yang lain terlebih dahulu. Sebagai pengabdian putra/i kampung halamanku Nglayut dan Banjaringas terhadap bangsa Indonesia, sebagai pelaksana program pemerintah untuk peduli terhadap lingkungan, kami bersama kawan-kawan pemuda selalu berusaha menjaga dan menginstruksikan kepada teman sejawat untuk selalu menjaga lingkungan dari kerusakan, gencar melakukan gerakan menanan pohon di lahan kosong, merawat tanaman obat yang ada di sekitar rumah.

Terobosan lain yang mungkin akan kita lakukan mendatang adalah menyebarkan tanaman pot gantung disebelah-sebelah jalan dan akan melakukan penanaman pohon mahoni di sekitar jalan Nglayut dan Banjaringas. Sebagai aplikasi program mantan bapak presiden Susilo bambang Yudhoyono, tanam 1000 pohon dan tanam 1 rumah 1 pohon.

Sekali lagi dan tak lelahnya kami mengajak seluruh pemuda yang ada di Indonesia khususnya yang tinggal diperkampungan untuk melakukan terobosan-terobosan bermutu, melakukan perbaikan kampung melakukan perubahan kearah yang lebih baik dalam segala lini, pendidikan, alam, pemerintahan, pemuda, kualitas diri, penghijauan, kerohanian, guna menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Demikian sedikit uraian mengenai kampung halaman saya, komunitas-komunitas kecil yang kami uraikan diatas masih dalam tahap pemekaran, tak ada sesuatu yang instan semua membutuhkan proses, dengan meilihat dan mengamati perkembangan kampung halaman kami secara langsung saya pribadi yakin suatu saat nanti memang akan terjadi perubahan yang sangat drastis di tempat yang kami tinggali ini.

#SALAM PERUBAHAN UNTUK PEMUDA/I INDONESIA RAYA#

0 komentar:

Posting Komentar